Merkurius
menjadi planet terdekat matahari. Planet ini menjadi planet yang sulit
dipelajari selama beradab-abad. Namun kini rahasia terbesarnya berhasil
dikuak.
Misi Messenger mampu menjawab banyak misteri yang menyelubungi Merkurius, termasuk teka-teka berikut.
Nyatanya,
hanya dua pesawat luar angkasa yang pernah berhasil mengunjungi
Merkurius. Yakni, Mariner 10 NASA pada pertengahan 1970an dan kini
Messenger (MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry dan Ranging)
yang telah mencoba tiga kali terbang ke planet itu sejak 2008 yang
akhirnya berhasil masuk orbit Merkurius pada Maret ini.
Misi Messenger mampu menjawab banyak misteri yang menyelubungi Merkurius, termasuk teka-teka berikut.
Mengapa sangat padat?
Merkurius
merupakan planet kedua terpadat di tata surya, hanya sedikit lebih
kecil dibanding Bumi. Para ilmuwan menduga, Merkurius memiliki inti
raksasa atau sekitar dua-pertiga massanya. Di Bumi, intinya hanya
berporsi satu-pertiga.
“Tabrakan
antara badan-badan berbatu di awal sejarah tata surya kemungkinan besar
membuat lapisan luar Merkurius menjadi kurang padat, hanya menyisakan
bagian-bagian berat,” jelas direktur departemen magnet terestrial
Carnegie Institution of Washington Sean Solomon.
Menurut
penyelidik misi Messenger ini, hasil analisa kimia dari Messenger pada
permukaan Merkurius seharusnya bisa membawa teori impaktor ini dalam
uji.
Perisai Magnetik
Selain
Bumi, Merkurius merupakan satu-satunya planet berbatu dalam sistem
surya yang memiliki medan magnet signifikan (meski hanya 1% kekuatan
Bumi). Keberadaan medan magnet bukan sekadar pertanyaan sepele pada
planet ini, tetapi juga melindungi organisme dari radiasi yang merusak
dari matahari dan luar sistem tata surya.
Solomon
menggambarkan medan magnet Bumi sebagai ‘payung menangkis radiasi yang
masuk,’ dan tanpa medan semacam ini, akan sangat sulit bagi kehidupan
untuk berkembang atau bertahan.
Para
peneliti yakin, medan magnet Merkurius dihasilkan oleh proses ‘dinamo’
serupa Bumi yang didorong elektrik konduktif yang bergolak, cairan logam
di inti terluar planet. “Messenger akan memetakan geometri medan itu
secara rinci,” ujar Solomon pada Science yang bisa digunakan membantu para ilmuwan menjabarkan asal muasal Merkurius.
Merkurius ber-es?
Merkurius
yang bermandi cahaya matahari menjadi tempat yang hampir tak mungkin
untuk mencari es. Namun, beberapa kawah di kutub Merkurius nampaknya
berada dalam bayangan permanen, dan merkuri di lantai kawah ini bisa
mencapai minus 280 derajat Fahrenheit.
Solomon
menyebutnya ‘perangkap dingin’. Tempat ini bisa menjadi ‘rumah’ lebih
banyak deposito es dibanding bulan. Meski belum banyak air, es ini masih
menunjukkan, “Air ada di mana-mana, setidaknya sebagai molekul,” kata
Solomon.
Gumpalan persisten atmosfer
Meski
Merkurius menjadi planet terkecil dan memiliki sedikit gravitasi, entah
bagaimana Merkurius memiliki atmosfer, meski sangat lemah. “Entah
bagaimana di Merkurius, atmosfer terus diregenerasi,” jelas Solomon.
Para
ilmuwan menduga berhasil mengambil materi dari ‘angin matahari,’ aliran
partikel yang memancar keluar dari matahari, yang mampu berkontribusi.
Pembawa hari kiamat?
Merkurius
memiliki orbit paling eksentrik (dalam istilah astronomi berarti
berbentuk oval) dibanding semua planet lain di tata surya. Simulasi
komputer terbaru menunjukkan, selama beberapa miliar tahun, orbit ini
bisa menjadi lebih eksentrik.
Merkurius
memiliki 1% kesempatan bertabrakan dengan Venus atau matahari. Lebih
menakutkan lagi, secara bersama-sama dengan gravitasi planet raksasa di
luar, orbit Merkurius bisa mengacaukan orbit planet-planet dalam
sehingga Merkurius, Venus atau Mars menabrak Bumi, sebuah bencana yang
benar-benar berproporsi kiamat.
source:inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar