Jakarta as a Bad Working Place for Expatriates
Jakarta is the second-worst place for expatriates to work in outside of the United States of America, Canada and Western Europe. It is according to a recent report published by Businessweek.
The
Businessweek report ranked emerging markets that might be challenging
to move into due to their level of pollution, disease, political
violence and availability of good and services.
The report ranked Jakarta
second, just below lagos in Nageria and above Riyadh Saudi Arabia,
saying the threat of violence from extremest, in particular, was serious
drawback to living in Jakarta. Bombings targeting foreign interests in Jakarta, such as the JW Marriot hotel bombing in 2003, have been repeated elsewhere in the city.
The
report said despite problem common to many developing cities such as
the risk of disease, poor sanitation, and excessive pollution, Indonesia
can be an enticing location.
In response, the Jakarta administration took the report positively, saying it could spur the administration to improve its performance.
Jakarta sebagai Tempat Bekerja Buruk untuk Ekspatriat
Jakarta adalah tempat terburuk kedua bagi ekspatriat untuk bekerja di luar Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat. Hal ini menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Businessweek.
Laporan Businessweek peringkat pasar negara berkembang yang mungkin menantang untuk pindah ke karena tingkat kekerasan polusi,, penyakit politik dan ketersediaan dan layanan yang baik.
Laporan Jakarta peringkat kedua, tepat di bawah lagos di Nageria dan di atas Riyadh Arab Saudi, mengatakan ancaman kekerasan dari extremest, khususnya, adalah kelemahan serius untuk tinggal di Jakarta. Bom menargetkan kepentingan asing di Jakarta, seperti pemboman hotel JW Marriot pada tahun 2003, telah diulang di tempat lain di kota.
Laporan itu mengatakan masalah walaupun umum untuk kota-kota berkembang seperti risiko penyakit, sanitasi yang buruk, dan polusi yang berlebihan, Indonesia dapat lokasi yang menggiurkan.
Sebagai tanggapan, Pemerintah DKI Jakarta mengambil laporan positif, mengatakan hal itu bisa memacu pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Jakarta adalah tempat terburuk kedua bagi ekspatriat untuk bekerja di luar Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat. Hal ini menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh Businessweek.
Laporan Businessweek peringkat pasar negara berkembang yang mungkin menantang untuk pindah ke karena tingkat kekerasan polusi,, penyakit politik dan ketersediaan dan layanan yang baik.
Laporan Jakarta peringkat kedua, tepat di bawah lagos di Nageria dan di atas Riyadh Arab Saudi, mengatakan ancaman kekerasan dari extremest, khususnya, adalah kelemahan serius untuk tinggal di Jakarta. Bom menargetkan kepentingan asing di Jakarta, seperti pemboman hotel JW Marriot pada tahun 2003, telah diulang di tempat lain di kota.
Laporan itu mengatakan masalah walaupun umum untuk kota-kota berkembang seperti risiko penyakit, sanitasi yang buruk, dan polusi yang berlebihan, Indonesia dapat lokasi yang menggiurkan.
Sebagai tanggapan, Pemerintah DKI Jakarta mengambil laporan positif, mengatakan hal itu bisa memacu pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar